Mouse [DRAMA KOREA REVIEW]

Beberapa waktu lalu aku baru selesai nonton satu drakor yang genrenya thriller, Mouse, genre yang sebenarnya paling ku hindari tapi apa daya jadi penasaran gara-gara Lee Seung Gi yang main. 🤣🤣 Tapi terlepas dari hal itu, Mouse ini punya premis yang cukup menarik menurutku. Premisnya tentang mendeteksi psikopat sejak dalam kandungan. Walau aku penakut, tapi aku sering kepo dengan cerita-cerita tentang psikopat, jadi makin tergeraklah buat nonton drama ini. Dan.. 20 episode drama ini sukses membuat tidurku gak tenang dan membuatku mikir sepanjang siang malam saking penasarannya, apalagi waktu aku mulai nonton tuh dramanya belum benar-benar tamat jadi ya gitu deh.. 🤣🤣

https://id.pinterest.com/pin/799107527630981449/

Cerita awalnya dibuka dari flashback 25 tahun yang lalu, saat ada banyak sekali korban pembunuhan berantai yang gak ketangkep-tangkep pembunuhnya. Karena kasus itu, seorang peneliti gen, Dokter Daniel Lee, datang dari Inggris ke Korea untuk memberi petunjuk tentang psikopat, yang dicurigai sebagai dalang dari pembunuhan berantai yang membuat seluruh Korea Selatan gempar. Dokter Daniel menjelaskan bahwa psikopat adalah hasil dari mutasi gen yang terjadi saat masyarakat berkembang dan mereka lahir nyaris tanpa gen MAO-A yang berfungsi mengendalikan emosi manusia. Menurut Wikipedia, gen MAO-A berfungsi untuk mengurai senyawa kimia dalam otak seperti dopamin, norepinephrine, dan serotonin. Kekurangan gen itu akan membuat seseorang rentan terkena kanker, cenderung bertindak agresif, atau mengalami gangguan perilaku dan neurologis. Yang tadinya aku takut-takut nontonnya malah jadi makin penasaran karena di episode pertama sudah disuguhi fakta menarik tentang psikopat. Aku gak pernah nonton drama tentang psikopat lain sih jadi gak tau juga apakah drama dengan tema serupa sering menyajikan fakta seperti ini atau cuma menyuguhkan adegan pembunuhan yang sadis aja. Hmm

Nah, karena Dokter Daniel Lee itu berhasil menemukan cara untuk mendeteksi bayi yang berpotensi menjadi psikopat sejak janin maka banyak pro kontra yang terjadi dalam pemerintahan, apakah perlu melegalkan aborsi jika bayi berada dalam kandungan memiliki kecenderungan psikopat atau tidak. Katanya tes tersebut 99% akurat. 1% nya adalah kemungkinan lain bahwa bayi tersebut jenius. Jadi kalau ada janin yang terdeteksi memiliki gen itu maka bisa jadi dia akan menjadi pembunuh psikopat atau menjadi ilmuwan. Cara penulis dan sutradara Mouse dalam mengangkat isu sosial di awal drama menarik sekali menurutku. Kalau beneran bisa mendeteksi gen psikopat sejak janin menurut kalian gimana? Apakah aborsi perlu dilegalkan atau gak?

Singkat cerita, pembunuh berantai itu pun tertangkap setelah bertahun-tahun karena dia terlihat oleh saksi mata anak kecil yang selamat, anak yang orang tuanya dibunuh oleh sang psikopat yang dijuluki Head Hunter, karena korban-korbannya selalu ditemukan tanpa kepala. Horor memang cara membunuhnya tuh.. Lebih horor lagi, Head Hunter itu adalah seorang dokter bedah terkenal, Han Seo Joon, yang terlihat seperti manusia normal dan memiliki istri yang sedang hamil besar. Penangkapan Han Seo Joon itu barulah awal. Karena setelah 25 tahun, pembunuhan brutal kembali terjadi.


TVN Twitter

Dalam drama ini, Lee Seung Gi berperan sebagai Jung Ba Reum, seorang polisi yang terlihat lemah tapi baik hati dan suka menolong warga sekitarnya sampai dia mendapat penghargaan dari warga. Seiring berjalannya cerita, Jung Ba Reum pun ikut menyelidiki kasus pembunuhan berantai yang kembali terjadi. Bersama detektif Ko Moo Chi, yang merupakan anak yang selamat korban Head Hunter 25 tahun silam, ia menyelidiki satu persatu korban dan berusaha menebak apa yang dipikirkan oleh si pembunuh gila. Pembunuhan kali ini rasanya gak kalah gila dari pembunuhan yang terjadi 25 tahun sebelumnya. Korbannya beragam, ada seorang pemuda, wanita single parent, tunawisma, dan masih berlanjut korban-korban lainnya. Ditemukan pola yang sama dari semua mayat korban yaitu jari tengah yang patah dan setelah dilihat-lihat lagi, jari tengah itu selalu menunjuk ke arah salib gereja. Jadi Detektif Ko Moo Chi menduga bahwa pembunuhnya memiliki kemarahan atau dendam terhadap Tuhan. Menarik, ya..

Drama ini rasanya padat dan intens sekali. Dalam 20 episode ada banyak sekali kejadian dan konflik yang diangkat. Ada banyak sekali pertanyaan yang muncul di kepalaku. Habis nonton episode ini aku mikirin A, ternyata di episode selanjutnya muncul lagi pertanyaan B C D, begitu lagi di episode selanjutnya. Belum lagi cara penulis dan sutradaranya menggiring penonton untuk tiba pada suatu kesimpulan tertentu namun akhirnya dikasih suprise sekian banyak plot twist yang memutar kesimpulan yang sudah dikantongi. Lalu ada banyak sekali tokoh bermunculan dan ada organisasi misterius yang juga bikin aku bertanya-tanya. Sampai akhirnya aku pasrah gak bisa nebak endingnya bakal gimana 🤣🤣 Coba deh nonton, mungkin kalian akan mengerti maksudku. Wkwkwk

Kalau kalian belum nonton, stop baca sampai sini aja. Karena selanjutnya aku akan membeberkan fakta, kebingungan, dan impresiku yang mengandung spoiler.

Drama ini menjadi drama pertama Lee Seung Gi di mana ia berperan sebagai antagonis. Lalu gak nanggung-nanggung pula antagonisnya. Kalian kalau suka ngikutin drama dan variety shownya Lee Seung Gi pasti amazed banget, deh. Karena imagenya jadi berbeda sekali di drama ini. Peran Jung Ba Reum adalah sebuah tantangan bagi Lee Seung Gi dalam memperluas skillnya sebagai aktor. Di salah satu interview, Lee Seung Gi berkata bahwa dia ingin mendapat komentar, "Wah Lee Seung Gi membuatku merinding." Dia sering mendengar komentar seperti itu sebagai penyanyi, tapi kali ini dia ingin mendapat komentar seperti itu sebagai aktor. Ku rasa aktingnya sebagai Jung Ba Reum berhasil mewujudkan keinginannya itu.


TVN Twitter

Hal menarik lain dari drama Mouse adalah drama ini dibuat sepanjang 20 episode disertai dengan 2 episode tambahan yang berjudul Mouse: The Predator yang mengangkat cerita dari sudut pandang pembunuhnya. Menarik sekaligus bikin takut, sih. Menariknya karena kita bisa tau sudut pandang cerita dari sisi pembunuhnya, jadi tau cara dia membunuh, dan alasan membunuhnya. Bikin takutnya karena ya psikopat yang membunuh, sadis-sadis gitu pembunuhannya. Ada yang dipukulin sampai semua tulang rawannya lepas (horor banget sih ini!), ada yang ditusuk-tusuk pake pipa, ada yang perutnya dimasukkin batu.. Haduuh.. Bener-bener bikin meringis, sih.. Selain 2 episode tambahan itu ada juga 1 episode spesial yang merupakan rekap kronologis dari episode 1-17, kalau kalian bingung dengan kronologi pembunuhannya atau ngerasa ada yang kelewat, kalian bisa nonton itu. Jatuhnya kayak rangkuman gitu. Lalu ada juga 2 sesi interview para aktornya. Sesi interview yang pertama menyertakan behind the scene pembuatan dramanya, sesi interview yang kedua, judulnya Mouse: The Last, menyertakan sebuah jawaban atas misteri dari endingnya yang sempat membuatku bertanya-tanya dan side story dari orang-orang yang kembali melanjutkan hidup setelah melewati peristiwa tragis itu. Pokoknya yang Mouse: The Last itu gak boleh kalian lewatkan!


Instagram

Penulis drama ini, Choi Ran, mengatakan bahwa drama ini terinspirasi dari kasus pembunuhan anak SD di Incheon yang terjadi pada tahun 2017. Dalam persidangan kasus itu, ibu dari anak yang terbunuh ingin pembunuhnya tau betapa berharganya anak yang ia bunuh itu bagi orang tuanya. Sayangnya hal itu tidak terjadi, karena saat pembunuhnya ditanya apa yang menjadi hal paling berat saat persidangan itu, pembunuhnya bilang, "Cuacanya sedang bagus tapi sayang sekali saya tidak bisa melihat bunga sakura." Jawaban yang tanpa rasa bersalah itu membuat geger semua orang. Lalu, diketahui bahwa pembunuhnya memiliki gen psikopat. Ia memiliki otak yang sama dengan orang normal tapi tidak bisa merasakan emosi. Seperti yang dikatakan Dokter Daniel Lee, tidak ada gen MAO-A. Dari situlah Choi Ran berpikir bahwa hukuman yang pantas bagi pembunuh psikopat adalah jika pembunuh psikopat bisa merasakan penyesalan yang mendalam atas apa yang telah ia lakukan. Kalau kalian nonton Mouse sampai habis, kalian pasti setuju bahwa pesan yang ingin disampaikan Choi Ran tersampaikan dengan sangat baik di bagian ending.

Saat di mana Jung Ba Reum menjalankan transplantasi otak yang membuat dirinya akhirnya mendapat bagian otaknya Sung Yo Han. Jung Ba Reum pun bisa merasakan emosi. Dari titik itulah hukumannya dimulai. Setelah menjalani operasi itu ingatan Jung Ba Reum sempat hilang. Akhirnya ia hidup normal dengan ingatan orang-orang di sekitarnya yang mengatakan bahwa ia orang baik, ia bahkan menjadi polisi di kantor pusat. Namun, saat ingatannya pelan-pelan kembali, mimpi buruknya pun dimulai. Rasa bersalah pelan-pelan menggerogoti dirinya. Kalau kita mengingat kesalahan yang kita lakukan di masa lalu kan rasanya bersalah banget, ya. Apalagi pembunuh psikopat yang membunuhnya sadis-sadis. Sampai ada satu scene di mana Jung Bareum berkata, "Aku tidak tahan melihat betapa tercelanya diriku." Ia bahkan memilih untuk mengakhiri hidupnya dan jika ada tempat penyiksaan terburuk di alam baka ia bersedia disiksa di tempat itu. Tapi, selain rasa bersalah, emosi yang ia punya menuntut dirinya untuk bertanggung jawab. Menuntut dirinya untuk membereskan semua kekacauan yang ia lakukan dan akhirnya menyerahkan diri ke polisi. Jung Ba Reum kehilangan orang-orang yang ia sayangi saat akhirnya ia bisa benar-benar menyayangi. Ia harus meninggalkan hidupnya saat ia akhirnya bisa hidup normal. Benar-benar hukuman yang pantas, sih. Walau jadinya bikin aku meringis ikut merasakan sakitnya.. 😭😭

Walau begitu ada hal yang membuatku kurang puas. Tadi sempat ku singgung-singgung bahwa ada organisasi misterius yang bikin aku bertanya-tanya. Organisasi itu namanya OZ. Kehadiran organisasi ini tuh plot twist yang sunggug plot twist sih menurutku. Jung Ba Reum menganggap ia bisa berbaur dengan orang lain dengan hidup di balik kepura-puraan, tapi ternyata ada kepura-puraan lain yang disiapkan oleh OZ, bahkan sejak dia belum lahir!

Coba ya kalau kalian udah nonton pasti tau lah OZ ini organisasi macam apa jadi aku akan langsung lompat ke kebingunganku aja. Aku bingung tujuan sebenarnya OZ itu untuk apa. Untuk mengesahkan RUU yang melegalkan aborsi bayi dengan gen psikopat dan menciptakan dunia baru tanpa pembunuh psikopat? Tapi, mereka pun ngebunuhin orang-orang yang gak bersalah, salah satunya keluarga Jung Ba Reum. Mereka juga yang ngasih trigger ke Jung Ba Reum supaya jiwa predatornya bangun, padahal dari kecil dia udah berusaha nahan hasratnya itu. Mereka bilang psikopat itu jahat, tapi dengan tindakan mereka itu bukankah mereka lebih gak punya hati daripada psikopat? Begitu dikasih tau alasannya aku malah menghela napas. Aku menantikan alasan yang setidaknya make sense dengan segala kelakuan gila yang mereka lakukan. Tapi reaksiku malah, "Udah nih gitu doang?"

Lalu, ada lagi kebingungan yang belum terjawab. Saat Jung Ba Reum menemui Dokter Daniel Lee. Aku pikir Dokter Daniel disuruh sama OZ buat mancing si Ba Reum. Ternyata bukan. Kok bisa pertemuan mereka gak ketauan? Padahal si OZ ngebuntutin Ba Reum siang malam yang bikin kejahatan season 2 Ba Reum terungkap sama Ko Moo Chi.

Menurutku drama ini udah bagus banget dari awal karena membangun rasa penasaran sampai akhirnya menggiring opini, tapi untuk penyelesaian masalah OZ nya kurang memuaskan sih menurutku. Setelah masuk episode 19 aja menurutku masih banyak banget penjelasan yang belum ada jawabannya. Selain itu, pembunuhan season 2 Jung Ba Reum pun cepet banget ketauannya. Padahal pas dulu-dulu gak pernah ketauan walau dia lebih "menunjukkan" diri gitu di hadapan semua orang. Hmm..

Tapi terlepas dari sekian banhak pertanyaan tak terjawab, eksekusi untuk Jung Ba Reum rasanya pas sekali. Dari awal drama ada satu scene yang cukup terngiang-ngiang di benakku. Scene saat Jung Ba Reum kecil menyadari bahwa dirinya berbeda dari orang kebanyakan dan akhirnya ia berdoa sepenuh hati kepada Tuhan agar Tuhan tidak membiarkan dirinya berubah menjadi monster. Di bagian ending, Jung Ba Reum dewasa kembali ke gereja untuk berdoa di tengah masa hidupnya yang hampir habis. Kemudian ia "menjumpai" Jung Ba Reum kecil yang sedang berdoa. Pada scene itu rasanya ada kesedihan, kepedihan, sekaligus kelegaan yang bercampur aduk. Bikin aku nangis sampai berjam-jam saking pedihnya.. 😭😭

"넌 더이상 괴물이 아니야"

"Now, you're no longer a monster"

Pertanyaanku sama seperti pertanyaan yang diajukan Ko Moo Chi di bagian akhir, "Apakah akhirnya Tuhan menghukumnya? Atau menyelamatkannya?" Karakter Jung Ba Reum ini bikin aku dilema. Jung Ba Reum adalah anak yang tidak beruntung karena ia lahir dengan gen psikopat dan lebih tidak beruntung lagi karena ia termasuk ke dalam kategori psikopat predator. Tapi, sejak menyadari bahwa dirinya berbeda, ia berusaha untuk menahan hasrat predatornya bahkan berusaha menjadi orang normal walau ia harus berpura-pura. Aku jadi berandai-andai, mungkin kalau semua orang di sekitarnya gak mengucilkan dia dengan tatapan aneh maka dia gak akan jadi pembunuh, mungkin kalau dia gak dikasih trigger sama OZ maka dia gak akan jadi pembunuh, mungkin kalau dia mendapat cukup kasih sayang orang tuanya bisa jadi dia memahami kebaikan entah bagaimana caranya. Dari artikel National Geographic yang aku baca pun dikatakan bahwa menurut penelitian faktor genetis itu penting untuk menunjukkan seseorang termasuk psikopat atau bukan tapi faktor lingkungan seperti trauma, kekerasan, atau pelecehan yang dialami pun memiliki andil dalam membentuk perilaku psikopat. Kalau kalian membaca atau mendengar kasus-kasus pembunuh psikopat pasti kalian tau bahwa banyak di antara mereka yang memiliki masa kecil yang sulit atau bahkan mendapat kekerasan saat mereka kecil. Walaupun psikopat tidak bisa merasakan emosi, tapi mereka itu tetaplah manusia bukan robot yang kalau dipukulin diam aja. Lalu, perlu diketahui juga bahwa gak semua psikopat itu berbahaya. Psikopat yang mendekam di penjara diperkirakan hanya sekitar 25% dari total populasi psikopat di dunia. Sisanya bisa jadi hidup normal di tengah masyarakat atau mereka melakukan kejahatan tapi belum ketauan.. *loh*

Semakin mengulik tentang drama ini semakin aku salut dengan cara Choi Ran membuat drama ini sadis sekaligus manusiawi. Lalu aku juga jadi mikir lagi (pokoknya drama ini bikin aku mikir terus, deh.. 🤣🤣) kalau hal yang selama ini kita dapat secara cuma-cuma dan sering kita anggap remeh, yaitu emosi, ternyata penting sekali perannya pada kehidupan normal kita. Bagi kita, emosi adalah hal yang wajar, hal yang normal, hal yang biasa-biasa aja, dan bahkan seringkali kita sepelekan. Tapi, kalau emosi itu hilang, fatal sekali akibatnya. Kita gak bisa merasa sedih, kesal, kecewa, marah, senang, bahagia. Kita gak bakal ngerti kenapa orang lain bisa tertawa atau menangis. Terlahir dengan kemampuan bisa merasakan emosi adalah sebuah keistimewaan. Drama ini membawaku pada kesimpulan seperti itu dan membuatku berjanji pada diri sendiri agar membiarkan diriku merasakan semua emosi yang hadir mulai sekarang. Entah itu rasa senang, rasa sedih, rasa kecewa, atau bahkan rasa sakit karena itulah keistimewaan yang aku punya.

Aah.. pokoknya drama ini wajib banget kalian tonton! Kalian bisa nonton drama ini di Viu, ya..


External Links:

Mouse (TV Series) on Wikipedia

Monoamine Oxidase A on Wikipedia

Psikopati on Wikipedia


Another K-Drama Reviews:

It's Okay To Be Not Okay

Itaewon Class

Reply 1988

Hi Bye, Mama!

Pretty Noona Who Buys Me Food

Memories of Alhambra


Comments

Popular Posts