Perihal Menulis dan Mencari Inspirasi

Beberapa waktu lalu, aku sempat berbincang-bincang dengan sepupuku tentang dunia tulis menulis. Sepupuku itu sedang mempersiapkan tulisan fiksi pertamanya dan dia juga nulis blog, btw. Kalian bisa main-main ke blog dia di sini. *loh, jadi promosi* Nah, di sela-sela perbincangan itu, sepupuku bertanya, "cici pernah susah dapat inspirasi gak, sih?" Sebenarnya aku lupa kalimat persisnya gimana, ya. Tapi, kurang lebih dia bertanya seperti itu. Jawabanku adalah: engga. Aku gak pernah merasa susah dapat inspirasi. Ini maksudnya bukan mau nyombong ato gimana, ya. Netijen jangan salah paham dulu! #meidefensif XD XD

Sejauh ini sih aku memang gak pernah menemukan kesulitan berarti untuk menemukan inspirasi, (kalau kesulitan mengumpulkan niat menulis ya sering XD) karena rasanya inspirasi tuh selalu nongol di sekitarku. Apalagi kalo aku lagi waras (perlu dihighlight ya pernyataan yang satu ini), aku mudah sekali tertarik pada hal-hal kecil yang ada di sekelilingku. Tambahan lagi, otakku ini senang sekali mengaitkan hal-hal sederhana dengan hal-hal filosofis dalam hidup. Misalnya, saat aku melihat bunga bisa berkembang menjadi tulisan ini, atau saat aku menikmati kopi hitamku hingga tetes terakhir, aku bisa memikirkan hal seperti ini atau seperti ini. Hal yang sebenarnya dianggap 'gitu doang' sama sebagian besar orang di sekitarku bisa aku jadikan bahan tulisan. Ini juga salah satu hasil dari otak overthinkingku yang seringkali gak mau diam sih sebenarnya. Hmm

Dulu, waktu pertama memutuskan untuk membuat blog ini (yang isinya gak cuma cuap-cuap omong kosong) aku punya keraguan dan ketakutan untuk membuka sebuah tulisan. Kayak orang mau presentasi kan kadang mikir, "enaknya kalimat pembukanya gimana, ya?" Yang gak klise, yang gak sok iye. Setelah pembuka tulisan, aku mikir lagi, "tengahnya kudu gimana nulisnya biar gak terkesan menggurui atau terkesan sok tau?". Lalu abis itu, "kalimat penutupnya gimana, ya?" Lalala lelele Gak jadi nulis akhirnya. Abis itu mikir lagi, "kalau stuck gimana? kalau gak dapat inspirasi gimana?" Lalala lelele. Gak jadi nulis lagi akhirnya.

Sampai suatu ketika aku membaca tips menulis dari Ko Lexy. Tau kan kalian Ko Lexy? Influencer yang suka bawel dan bercerita di twitter dan instagram dengan nama panggung Amrazing. Kalau gak salah dia pernah bilang kalau menulis itu ya kayak ngobrol aja. Gak perlu mikir susah-susah kan kalau mau ngobrol sama teman.

Misal, kita mau ngomongin restoran ramen yang baru buka di Senopati.
Kita: "Eh, loe tau gak ramen XXX? Yang waktu itu direview sama Si A di Inst*gram. Kemarin gue nyobain makan di sana, loh."
Teman Kita: "Di mana tempatnya?"
K: "Di Senopati. Gue ke sana sih naik Gr*b. Tempatnya gak jauh dari kopi YYY. Tempatnya sih bersih dan nyaman, ya. Interiornya juga asri bikin adem gitu dan pelayanannya oke juga."
TK: "Enak gak makanannya di sana?"
K: "Lumayan, sih. Gue pesen ramen signaturenya rasanya rich banget tapi gak terlalu kental kuahnya dan dagingnya banyak. Gue pesen gyozanya juga enak, bumbunya pas. Ada yang goreng sama yang kukus, tapi gue lebih suka yang kukus sih, gak terlalu berminyak. Trus, di sana lagi ada promo karena baru buka dapat free side dish sama free minuman apa aja. Sampai akhir bulan promonya, masih lama. Cobain gih. Harganya juga gak mahal-mahal amat."

Nah, kalau dijadikan paragraf kira-kira seperti ini.
Tanggal 12 Juni kemarin, aku mencoba makan di restoran ramen XXX yang baru buka di kawasan Senopati. Aku tahu restoran itu dari postingan Si A di Inst*gram tempo hari. Restorannya terletak tidak jauh dari kopi YYY, kalian bisa ke sana menggunakan Gr*b atau G*jek. Tempatnya bersih dan nyaman. Mereka mendekorasi restoran itu dengan aneka macam tumbuhan hijau yang membuat suasananya menjadi adem. Pelayanannya pun oke. Bagaimana dengan rasanya makanannya? Aku memesan ramen signature yang menjadi menu andalan mereka. Rasa kuahnya rich banget walau kuahnya tidak terlalu kental. Yang menjadi nilai plus dari menu itu adalah dagingnya banyak. Selain itu, aku juga memesan dua porsi gyoza. Satu yang versi goreng, satu lagi versi kukus. Rasanya? Tentu saja enak dengan perpaduan daging cincang dan bumbu yang pas di lidah. Aku pribadi lebih suka yang versi kukus karena tidak terlalu berminyak. Karena aku datang saat mereka baru buka, ada promo free side dish dan free minuman apa aja. Promonya berlaku sampai akhir bulan. Lumayan, kan? Kalau kalian pecinta ramen, kalian gak boleh ketinggalan nyobain ramen yang satu ini.
Nah, begitulah kurang lebih. Rasanya kayak ngobrol sama teman tapi dalam bentuk paragraf. Apa aja yang mau kita ceritakan tentang si restoran ramen itu, maka kita tulis. Untuk awalnya begitu, sih. Gak susah, kan? Untuk mengembangkan detail tulisan pun kalian bisa menggunakan pendekatan 5W1H. Ada yang familiar dengan rumus itu? Iya, rumus klasik yang dulu diajarin di pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah. Who, What, When, Where, Why + How.

Awalnya kayak ngobrol, meyuarakan apa yang mau kita ceritakan. Tapi, aku lebih suka bersuara lewat kata. Kenapa? Karena otakku lebih sinkron sama tangan daripada sama mulut. Jadi kalau aku ngomong tuh pasti belibet. XD Selain itu, sumber inspirasi pun ada di mana-mana sebenarnya, cukup memperkuat ketertarikan dan kejelian pada hal-hal sekitar aja.
Mengutip kata Kak W, "Dunia ini adalah kumpulan cerita yang berserakan. Cerita besar lahir karena kepiawaian kita menemukan cerita-cerita yang berserakan dan disampaikan dengan baik."
Ada banyak cara untuk melatih menulis. Beberapa cara yang pernah aku ikuti adalah Freestyle Writing dengan Tiga Kata (dan hasilnya kayak gini atau kayak gini), latihan menulis selama 5-10 menit, deelel, deelel. Kalian bisa cari cara lainnya di google, ya. Tapi, apapun caranya ku rasa gak akan mempan kalau kita juga gak latihan, kan. Dengan latihan, kita jadi lebih terbiasa jeli, berpikir kritis, dan mengalirkan kata lewat tulisan. Inspirasi pun bisa didapat dengan lebih mudah karena kita jadi terbiasa melihat banyak hal dari banyak sudut pandang (dalam hal ini gak lepas kaitannya dengan kegiatan membaca).

Jadi kalau susah inspirasi pernah gak? Jawabanku sih engga. Ada banyak hal yang menarik minatku dan biasanya aku catat dulu di buku notes atau notes hp. Kadang kalau mau nulis aku tinggal buka notesku aja. Yang susah adalah mengumpulkan niat menulisnya. Wkwkwk
Mengutip kata Dee Lestari, "Menulis itu mudah. Menulis ya menulis aja, cukup percaya pada stream mindfulness kita. Tapi, untuk menulis yang baik tidak semudah itu. Menulis yang baik itu tidak mudah."
Aku pun sebenarnya masih amatir dalam dunia tulis menulis. Kebanyakan tulisanku adalah tulisan pendek karena bekalku belum cukup untuk membuat tulisan panjang. Beberapa kali nyoba, beberapa kali juga gagal. Ahahahaha Jadi, buat kalian yang mau terus menulis, ayo kita latihan menulis sama-sama. :D :D

Comments

  1. Yes! Ayo tetap terus menuliiisss! Heheh
    btw mao ikutan komunitas blog 1minggu1cerita ga Mei? Aku ikut itu jadi termotivasi untuk ngeblog walai minimal 1 pos 1 minggu. Hehehe
    coba aja search deh 1minggu1cerita di google...Komunitasnya seru.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hoo dia ada komunitasnya juga, ya? Kemarin ini baru sampai kepo2 Instagramnya aja, sih. Thank you infonya btw, pika hehe

      Delete
    2. adaa! Orangnya keren2. Ntr kalo minat bisa masuk ke grup WA nya hehe... Rules nya juga mudah banget...Ga memberatkan hehe...

      Delete
    3. Wowo kayaknya asik, ya. Thank you loh infonya, pik. hehe

      Delete

Post a Comment

Popular Posts