Tentang Rasa Cukup yang (sebenarnya) Belum Cukup
Selama 2-3 tahun terakhir, aku seringkali berkata pada diriku, "hidupku ini sudah lebih dari cukup", "aku sudah merasa cukup sampai di titik kalau aku meninggal besok, aku tidak akan menyesal" . Serangkaian kejadian yang ku alami dan hasrat besar untuk menyerah pada hidup yang ku alami saat aku menginjak pertengahan 20an, membuatku tiba pada kesimpulan tentang rasa cukup itu. Tapi, akhir-akhir ini aku kembali mempertanyakan definisi rasa cukup yang ku yakini itu. Rasa cukup seperti apa yang ku maksud? Dan apakah aku seyakin itu bahwa aku sama sekali tidak akan punya penyesalan jika aku meninggal besok? Untuk pertanyaan kedua, aku tahu bahwa hatiku yang paling dalam berkata " tidak " dengan lirih. Tidak. Aku tidak seyakin itu. Alih-alih tidak menyesal, yang ku yakini akan ku rasakan jika meninggal besok adalah rasa pasrah yang diikuti dengan helaan napas panjang karena aku tahu kalau aku belum menjalani hidup seperti yang ku inginkan. Memangnya hidup sepert