Mindfulness Session with Adjie Santosoputro


Selama masa work from home, kantorku memfasilitasi karyawan dengan kegiatan-kegiatan menarik yang bisa diikuti disela-sela kegiatan WFH. Ada workout session, ada demo memasak, dan kelas-kelas lainnya. Aku gak tertarik dengan workout session, aku gak gitu suka (dan gak cocok juga) dengan cardio yang berat. Untuk demo masak hmm aku juga gak merasa cocok, aku lebih cocok untuk mencicipi makanan daripada memasak makanan. Wkwkwk Lalu ada lagi kegiatan mindfulness session yang diadakan tanggal 24 April kemarin. Waktu aku terima email pemberitahuan kegiatan itu, aku bertanya-tanya siapa yang akan menjadi instrukturnya. "Kalau instrukturnya Mas Adjie aku ikut, deh." Dan benar aja. Instrukturnya adalah Adjie Santosoputro, seorang pakar mindfulness dan praktisi self healing. Kalau kalian pernah nonton video klipnya Kunto Aji yang Pilu Membiru, pasti gak akan asing dengan sosoknya Mas Adjie ini.

Slide by Adjie Santosoputro

Mas Adjie bisa dibilang cukup terkenal, ya. Terbukti waktu sesi dimulai, banyak sekali peserta sesi yang menyapanya. "Akhirnya kesampaian ikut kelasnya Mas Adjie." Komentar-komentar seperti itu pun banyak bertebaran. Aku sendiri cukup penasaran, karena walau gak terlalu mengikuti feed instagramnya, Mas Adjie ini sering sekali disebut-sebut oleh Dr. Jiemi Ardian. Mas Adjie pun turut menjadi pembicara di kelas perdananya Dr. Jiemi awal tahun ini. Walau waktu ikut kelasnya yang kedua gak ada Mas Adjie, sih. Dan alasan lain yang membuatku penasaran karena tarifnya yang cukup mahal wkwkwk (Walau sebenarnya tarif mahal itu gak menjamin kualitas bagus, ya) Jadi, mumpung dapat gratis dari kantor ya aku ikut lah.

Sesi dibuka dengan perkenalan singkat dan pertanyaan, "seberapa sering tubuh kita berada di sini tapi pikiran kita tertinggal di masa lalu atau sudah jauh berlari ke depan?" 

Kalau buat aku yang suka overthinking, pertanyaan ini jelas menampar sekali, ya. Saat aku lagi makan, pikiranku bisa memutar kembali adegan drama korea yang aku tonton semingguan yang lalu, trus tau-tau bisa keinget sama kerjaan yang deadlinenya besok, atau mikirin hal-hal lain yang sama sekali gak berkaitan dengan aktivitas yang sedang aku lakukan, yaitu makan. Bagiku untuk duduk diam itu cukup mudah, tapi untuk mendiamkan pikiran yang terus berbicara adalah perkara lain. Sesi mindfulness ini sedikit banyak membuatku sadar bahwa yang menjadi prioritasku adalah saat ini.

Mas Adjie kemudian membeberkan perbedaan antara orang sibuk dan orang produktif.

Ciri-Ciri Orang Sibuk:
  • Banyak prioritas
  • Selalu berkata "ya" pada setiap permintaan
  • Tergesa-gesa dalam bertindak
  • Multi-task
  • Fokus pada hal-hal kecil tydac penting
  • Merasa terbebani dengan semua tanggung jawab
  • Jadwal padat
  • Gampang burnout

Ciri-Ciri Orang Produktif:
  • Sedikit yang diprioritaskan
  • Tahu kapan harus bilang "tidak"
  • Tidak reaktif
  • Single-task
  • Fokus pada hal besar dan penting
  • Tahu kapan harus mendelegasikan tugas
  • Punya waktu jeda untuk merenung
  • Punya tenaga

Kalau kalian sering merasa 24 jam itu kurang, sering merasa bingung karena banyak banget kerjaan yang harus dipegang, sering merasa lelah padahal nyatanya gak menghasilkan apa-apa, atau bahkan merasa stres sampai gak bisa tidur. Bisa jadi kalian ini sebenarnya sibuk bukannya produktif.

Kalau orang kantoran jaman sekarang pasti tau ada istilah work smart. Work hard udah gak populer lagi karena cenderungnya bikin orang jadi sibuk, sementara work smart bikin orang jadi produktif karena waktu yang dihabiskan untuk bekerja jadi lebih efisien dan efektif.


Selain itu, saat ini kita seringkali berada di posisi ini: (baik orang yang overthinking ataupun engga)

Slide by Adjie Santosoputro

Kita berada di sini, tapi porsi yang ada di pikiran lebih banyak di masa lalu ataupun di masa depan. Sama seperti pertanyaan yang dilontarkan Mas Adjie di awal sesi.

Nah, praktik mindfulness akan membuat kita berada di posisi ini:

Slide by Adjie Santosoputro

Mindfulness bisa membantu kita melebarkan ruang present dan menyempitkan ruang past dan future. Perlu diketahui bahwa ruang past dan future tetap dibutuhkan, karena pengalaman-pengalaman di masa lalu tentu bisa membantu kita untuk membuat plan yang lebih baik di masa depan, kedua ruang itu pun dibutuhkan untuk mengeksekusi kondisi kita saat ini. Kurang lebih seperti kalimat yang disampaikan oleh Bapak Thoams S. Monson ini.

quotefancy.com

Kalau buat aku, mindfulness ini sangat aku butuhkan terkait dengan kondisi mentalku yang kadang gak stabil, karena otakku selalu berbicara nonstop 24/7, dan karena aku juga  orang yang rentan terhadap stress. XD XD Tapi, secara general, setiap orang pun perlu berlatih teknik mindfulness terutama disaat-saat seperti ini, kan. Saat mudah cemas dan takut karena sekian banyak berita tentang Covid-19 yang beredar, karena udah terlalu lama berada di rumah, atau akrena seringkali bertanya-tanya kapan pandemik ini akan berakhir.

Sebenarnya rasa cemas/takut itu diperlukan, loh. Rasa cemas dan takut membuat kita lebih waspada dalam menghadapi suatu hal dan menjaga sistem imun. Mas Adjie mengatakan bahwa ada 2 hal yang membuat imunitas kacau, yaitu (1). saat rasa cemas/takut terlalu besar, (2). saat gak cemas/takut sama sekali. Respon yang perlu dikurangi adalah melawan rasa cemas/takut ini. Semakin kita lawan semakin kita merasa cemas dan takut. Cara yang seharusnya dilakukan adalah mindfulness/sadar diri.

Tapi, tentu praktiknya gak segampang aku menulis pembahasan ini di blog, ya. Gimana dong caranya supaya kita bisa jadi lebih produktif dan lebih mindful dalam melakukan pekerjaan dan aktivitas kita? Mas Adjie membeberkan sejumlah cara yang bisa menjadi bahan dalam berlatih mindfulness.

1. Niat yang Tepat
Tips yang pertama ini sifatnya lebih ke arah olah batin. Mas Adjie mencontohkan alasan karyawan yang bekerja di Commonwealth. Kalau niat bekerjanya bersifat ekternal, misalnya karena uang, maka kondisi batinnya pasti dinamis, naik turun, tergantung dengan kondisi eksternal yang terjadi. Jadi untuk tips yang pertama ini, kita perlu niat yang berasal dari internal biar gak mudah terombang ambing oleh hal-hal eksternal yang sebenarnya gak bisa kita kontrol.

2. Tentukan yang Terpenting
Bikin to do list, buat prioritas. Mas Adjie sendiri punya 3 MIT, yaitu Most Important Task. Jadi, diluar 3 pekerjaan yang menjadi prioritas itu adalah pekerjaan yang gak urgent dan bisa dikerjakan sore atau malam hari. Mas Adjie bilang kalau produktif itu bukan perihal banyaknya pekerjaan yang bisa kita pegang, tapi pekerjaan-pekerjaan penting yang mencapai target.

3. Sukacita Memulai
Ada salah satu teknik Jepang yang bernama Kaizen yang mengajarkan untuk memilah-milah pekerjaan besar menjadi pekerjaan-pekerjaan kecil agar tepat sasaran dan dilakukan secara berkelanjutan. Nah, kalau to do list kita banyak yang terchecklist kan rasanya senang juga dan lebih semangat untuk memulai hari esok

4. Kelola Gangguan - Media Sosial
Dalam melakukan sesuatu, media sosial seringkali mengundang distraksi, kan. Dalam kasusku, aku seringnya terdistraksi dengan Instagram. Baru buka Instagram lalu tutup lalu gak lama buka lagi, pas scroll-scroll timeline pun gak berasa tau-tau udah satu jam. Duh. Memangnya kenapa sih orang cenderung menghabiskan banyak waktu di media sosial? Karena batin kita terlalu lelah jadi dikit-dikit perlu istirahat atau karena MIT kita terlalu sulit jadi sudah malas duluan. Media sosial itu kan sefruit hiburan yang mudah didapat dan menyenangkan. Makanya kalau mau produktif, salah satu caranya adalah membatasi penggunaan media sosial biar gak mudah terdistraksi.

5. Single Tasking
Dalam tips terakhir, Mas Adjie memperkenalkan Teknik Pomodoro. Apa tuh? Teknik ini adalah teknik yang membantu kita lebih fokus dalam mengerjakan sesuatu dengan membuat timer untuk mengerjakan suatu pekerjaan dan juga menyisihkan jeda untuk berisitirahat.

rencanamu.id

FYI, sesi ini konteksnya lebih untuk para pekerja kantoran yang work from home, ya. Kan dari kantor yang ngadain. Wkwkwk Tapi, bisa juga kok diaplikasikan ke kehidupan sehari-hari.

Latihan utama dalam mindfulness adalah sadar napas - duduk. Kedengarannya mudah, ya. Tapi nyatanya tydac semudah itu, Park Saeroyi. Buat kalian yang pernah menjalani latihan meditasi mungkin sudah tahu dengan teknik ini. Mudah atau susah meditasi, tuh? Susah, kan. Padahal kita hanya duduk diam dan sadar napas. TAPI, untuk orang-orang yang tebiasa bergerak, bekerja ke sana kemari, atau orang sibuk, duduk diam dan hanya menyadari napas jelas sebuah tantangan sendiri. Tapi, justru inilah latihan utama dari mindfulness. Latihan yang dapat menyeimbangkan fungsi mind dan awereness kita.

Nah, sekian sesi #dirumahaja kali ini. Nantikan sesi-sesi selanjutnya, ya. Karena aku lagi gencar ikut workshop online ini itu ina dan akan aku bahas semua hal yang aku ikuti (dan membuat otakku penuh selama beberapa minggu terakhir) di sini, walau entah kapan. Wkwkwkwk

Comments

Popular Posts