The Untold Story

Everyone has their own untold story. Cerita-cerita yang mereka tutup rapat atau bahkan mereka kubur di relung hati terdalam, agar tak ada orang lain yang lihat atau bahkan agar cerita itu terlupa seiring berjalannya waktu. Entah cerita yang mereka tutup atau kubur itu besar atau kecil, kelam atau memalukan. Dan menurutku wajar-wajar saja melakukan hal itu. Because our life is not an open book. Gak semua orang perlu tau chapter apa aja yang sudah kita lewati, chapter seperti apa yang sudah kita lalui.

Aku pikir wajar saja. Sampai akhirnya aku sadar bahwa cerita yang tertutup rapat atau dikubur dalam-dalam itu bisa berevolusi menjadi bom waktu, yang bisa meledak kapan saja tanpa aku sadari. Aku terutama, karena aku tau betul ceritaku seperti apa. Dan bertahun-tahun pula aku menutup diri dari orang-orang di sekitarku. Kata mereka, aku tertutup dan terus menerus menahan diri. Separah apa? Entahlah, aku saja tak sadar kalau aku selalu menahan diri. Yang aku tau, aku selalu menghibur diri dengan kalimat, "it's not a big deal," "masalahku ini gak lebih besar dari masalah orang lain," "gak perlu membebani orang lain dengan masalahmu," "masalahmu sebenarnya gak gede-gede amat kok kalau kamu berpikir begitu," "masih banyak orang yang membutuhkanku, jadi aku gak boleh merasa malang atau bahkan menderita." Kalimat-kalimat semacam itu yang tak lain dan tak bukan hanya hiburan belaka, sambil aku menggali kuburan untuk menyimpan cerita piluku, mengubur hal-hal yang aku gak suka, berusaha melupakan segala sedih yang aku anggap sepele.

Aku tak pernah bisa menyuarakan emosiku. Selalu ada saja benda yang melayang atau air mata yang mengalir setiap kali aku merasa marah. Hal yang aku anggap wajar karena tak pernah juga ada orang yang bertanya, "kenapa?" Sampai akhirnya aku yang mempertanyakan diriku, "mengapa tak ada suara yang bisa keluar, terlebih kalau aku sedang marah?" Aku mulai merasa lelah atas segala sesak yang aku rasakan setiap kali emosiku meluap-luap, yang akhirnya ku kubur rapat-rapat yang aku pikir akan melebur bersama waktu.

Aku tak tau kalau bom waktu yang terselubung itu telah lama memulai hitungan mundur, aku bahkan tak sadar kalau ada bom waktu dalam diriku. Sampai akhirnya bom itu meledak. Dan aku porak poranda.

Dan ketika 'kuburan' itu dibongkar, aku kaget sendiri. Karena ada sekian banyak rasa sakit yang 'terlupa' namun sebenarnya tersimpan rapat di relung hati paling dalam. Ketika 'kuburan' itu dibongkar, ada sekian banyak air mata yang kembali tumpah karena cerita-cerita lama itu kembali menyeruak ke permukaan, seolah baru terjadi kemarin. Ketika 'kuburan'itu dibongkar, ada sekian banyak energi yang terkuras sampai akhirnya hanya lelah yang tersisa.

"Aku tidak mau kembali merasakan lelah yang menyebalkan itu," pikirku sambil mempertimbangkan apakah aku harus terus membongkar 'kuburan'ku atau tidak. Tapi, aku tidak tahu akan sebesar apa ledakan bom waktu dilain hari. Karena selama aku mebongkar 'kuburan' masa laluku, aku kembali menggali lubang untuk membuat 'kuburan' yang lain.

Those untold story that everyone has. I wonder how many untold story that I can bury.

Comments

Popular Posts