Para Penyia-Nyia Kehidupan

Siapa sih yang gak tahu rokok? 

Sejak dahulu kala, rokok sudah disebut-sebut sebagai salah satu 'senjata' paling mematikan di dunia, selain rudal buatan Korea Utara tentunya. Di buku IPA ku zaman SD, SMP, SMA pun selalu ada saja bab yang membahas tentang senjata pembunuh itu, partikel-partikel mematikan yang terkandung di dalamnya, dan tentu saja bahayanya. 

Mungkin si eyang kakung sudah menjelaskan berjuta-juta kali tentang bahaya rokok sampai mulut berbusa dan mati rasa, tapi tetap saja tuh masih banyak orang yang dengan santainya pergi ke warung lalu bilang ke ibunya (ibu yang jaga warung maksudnya, bukan ibu si Siti. Kecuali kalau ibu penjaga warung punya anak namanya Siti), "Bu, Dji Sam Soe dua".

Sudah sekian tahun juga aku berpikir, "apa enaknya sih orang ngerokok?" Padahal jelas-jelas bau asap rokok itu gak seenak  wangi masakan mama. Pahit dan menyesakkan malah, malah mungkin jauh lebih pahit dan jauh lebih menyesakkan daripada putus cinta, ya. #apasih

Rokok itu adalah senjata pembunuh, sudah bukan rahasia lagi, deh. Serial killer yang sadisnya melebihi Jack The Ripper karena membunuhnya dalam diam dan pelan-pelan. Memberi kenikmatan diawal sebelum mencabik-cabik dari belakang. Sebut saja kanker paru-paru, kanker perut, kanker limfa, kanker darah, dan sejuta penyakit mematikan lainnya. Yang jelas gak menyebabkan kutu air, sih. Hmm
"Ngerokok itu keren, tau. Kekinian."
Coba aja bilang kalimat itu lagi saat paru-parumu sudah bolong-bolong seperti kawat nyamuk sebelum umurmu memasuki kepala 3.

Dulu, papa ku pernah bilang kalau 1 batang rokok bisa dihabiskan dalam waktu 7 menit.

Hmm 7 menit itu bisa dipakai untuk ngemil 1-2 pisang sunpride, bisa dipakai untuk buat kopi, bisa dipakai untuk zumba dengan lagunya Megan Trainor, 7 menit itu aku bisa mengayuh sepeda dari Benhil ke HI.

Dan Google juga bilang kalau 7 menit itu bisa dipakai untuk mencuci piring, mengecek email, bayar tagihan, menyiapkan sarapan, dan lain-lain, dan lain-lain. 

Rasanya memang singkat sekali, hanya 7 menit. Tapi, masa 7 menit mau dipakai untuk memperpendek umur? 
"Rokok itu nikmat tau"
Oke, anggap saja nikmat. Kenikmatan sesaat selama 7 menit. Tapi, untuk mendapatkan kenikmatan singkat itu, kamu harus membayarnya menggunakan nyawamu. Rasanya kok mahal banget, ya? 
"Ah, lebay amat sih jadi orang."
Kadang,  orang-orang yang belum merasakan kekerasan batu gak akan percaya bahwa batu itu keras. Orang-orang yang belum ngerasain dampak rokok ya akan terus ngerokok walau mereka tahu kalau ada sekian nyawa yang melayang akibat rokok setiap harinya. Hmm, rasanya kok semacam keledai yang sengaja menceburkan diri ke lubang, ya? Katanya yang penting nikmatnya dulu, urusan mati belakangan. Hmm.. 

Aku gak bermaksud menggurui, sih. Untuk apalah aku mengajari hal yang sebenarnya tidak perlu diajari lagi? 

Hanya saja aku kesal, keki, dongkol, dan gereget saja sama orang-orang yang merokok gak kenal tempat dan waktu. 

Sudah tahu rokok itu mematikan, malah masih ngerokok dan ngerokoknya di tempat yang banyak orangnya pula.

Hei, udara kan bukan punya eyang kakungmu. Kalau gak sayang nyawamu ya gak apa-apa, sih. Tapi, jangan berbagi kematian dengan orang lain juga, dong. #kezelzebel

Lebih gereget lagi kalau ada orang yang bilang kalau nyari duit itu susah sambil naruh rokok di bibir. Minta disirem lahar Gunung Merapi gak, sih?

Dan ironisnya lagi, bisnis rokok di Indonesia adalah salah satu bisnis yang paling menyokong perekonomian tanah air. Pemilik bisnis rokok adalah juara bertahan orang terkaya di Indonesia selama beberapa tahun terakhir. Duh.

Siapa sih yang ide banget nyiptain rokok? 

p.s: aku nulis postingan ini sambil dengerin lagu Canon in D nya Pachelbel (semacam musik yang gak pernah tertelan zaman) supaya tulisanku gak meledak-ledak seperti emosiku. Tapi, rasanya gak berpengaruh signifikan, ya. Hmm

Comments

  1. IYA BANGEETTT
    gw kesel banget nih pas masuk kos trus yang tercium bukan bau indomie eh malah bau rokok!!!!!
    duhhhh!
    kadang malah sampai masuk ke kamar dong bau rokoknya! Kezel bangeett
    uda sampe komplain juga di grup anak kosan supaya ga ngerokok sembarangan ya tetep aja dilakuinn, ga bisa baca kayanya tuh orang ==" #emosi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, krn toleransi orang2 skrg minim banget, pik. Bikin prihatin. Ckckck

      Delete

Post a Comment

Popular Posts