Just Smile And Laugh And Everything Will Taste Better

. Workaholic .

workaholic is a person who works compulsively. While the term generally implies that the person enjoys their work, it can also alternately imply that they simply feel compelled to do it. There is no generally accepted medical definition of such a condition, although some forms of stressimpulse control disorderobsessive-compulsive personality disorder, and obsessive-compulsive disorder can be work-related. - Wikipedia

Bukan, bukan. Aku bukan seorang workaholic yang menjadikan pekerjaan sebagai candu dan sama sekali gak menjurus ke sana, walau jam lemburku sudah mencapai rekor 3 minggu berturut-turut. X'D 
"Seriusan lembur sampai 3 minggu?"
Suwer, deh. Kalau ditanya "kenapa?" jawabannya karena aku sedang dicemplungin ke sebuah project yang bikin geregetan. :') Lelah? Sudah pasti. Ada kalanya aku cuci muka sekitar 50 kali dalam sehari, lalu bikin kopi untuk mencari kehidupan. Ada kalanya aku pingin banting mouse ku gara-gara komputer lemot. Ada kalanya juga aku pingin ngerengek minta pulang. But, I know that it's always too early to give up. Walau aku geregetan, nangis-nangis sampai jungkir balik pun project ku gak akan selesai, kan.

Maka, selama 3 minggu terakhir, kerjaanku selain mengotak-atik excel dan mencari selisih adalah gangguin temanku waktu jam istirahat (walau ujung-ujungnya aku yang digangguin, sih >.<) dan menyugesti diri.

Kalau workaholic itu adalah orang yang terlalu mementingkan pekerjaan, aku adalah orang yang mengesampingkan pekerjaan. Bukan mengabaikan pekerjaan atau menunda-nunda pekerjaan, maksudku adalah semua hal sudah ada porsinya. Bekerjalah pada jam kerja dan jam lembur, tapi waktunya istirahat maka istirahatlah, waktunya makan siang maka aku akan makan siang dan menjauh dari komputer. Itu adalah caraku merefresh diri ditengah-tengah kesibukan.

Penelitian mengatakan bahwa cara paling ampuh untuk mengenyahkan stres adalah dengan tersenyum dan tertawa. Smile makes grumpy away and laugh makes everything feels better. Dan salah satu hal yang aku syukuri adalah aku masih memiliki teman-teman yang bisa ku ajak bercanda dan tertawa bareng.

Entah ada berapa ratus orang yang bilang "Semangat, ya!!" Cuma kalimat singkat dan klise memang. But, it makes me feel much better. Lalu, ada juga teman-teman yang malah ngomel gara-gara aku pulang kantor gak langsung istirahat tapi masih main atau nulis-nulis. :')

Jadi, daripada mengernyitkan kening pada selisih yang bertebaran lebih baik aku tersenyum karena menyadari kalau masih banyak orang yang care sama aku, kan. Dan aku juga mengingatkan diri sendiri kalau aku punya 86.400 detik dalam sehari maka janganlah dihamburkan seluruhnya untuk pekerjaan, karena kalau dipikirin pun gak akan bikin selisih miliaran jadi 0 dalam sekejap mata, kan.

Dahulu kala, waktu aku masih menikmati bangku sekolah (atau bangku kuliah, ya? Aku lupa, sih), ada yang menyarankan kalau kita mau tidur maka bilang "aku mau tidur, gak usah pikirin macam-macam". Nah, aku melakukan hal yang sama setiap malam sebelum pergi tidur. "Think of happy moments, Mei" begitulah kataku setiap malam, maka yang terlintas dalam benakku adalah sekian banyak kalimat penyemangat yang aku dapat dan kejadian-kejadian lucu yang akhirnya membuatku cekikikan sendiri. X'D

Bos ku pernah bilang begini, "Semakin lama orang bekerja, biasanya ya gitu-gitu aja. Tapi, ibaratnya kalau nyetir di jalanan yang lurus aja kan bosen. Perlu ada belok-belok sedikit, kena lubang atau polisi tidur, atau memaki orang yang nyeberang jalan sembarangan. Hal-hal kayak gitu yang membuat perjalananmu punya cerita." Lalu, aku pun mengangguk-angguk (macam mainan anjing yang sering ditempel di dashboard mobil) tanda setuju.

Tapi menurutku, masuk kantor setiap hari itu gak melulu bekerja melainkan belajar. Aku pasti belajar sesuatu, entah itu skill yang terkait pekerjaan atau soft skill yang membentuk pribadiku. Aku belajar untuk memanage waktu, belajar untuk mengontrol emosi, belajar untuk melihat problem sebagai suatu prospek, dan aku belajar untuk gak baper. Walau sejujurnya aku sempet hampir nangis karena rasa geregetan yang tak mau berhenti dan dengar selisih 7 triliun (aku rasa sih karena aku gampang baper juga, ya). Tapi, ada diriku yang lain yang mengatakan "You've promised, Mei. Gak boleh nangis lagi karena pekerjaan, ya. You're much luckier now.", macam orang dewasa yang nenangin anak kecil yang nangis gara-gara gak dapat permen. X'D

Sampai pada suatu pagi aku terbangun, entah mimpi apa yang ku dapat malam harinya tapi aku mendengar benakku berkata "Jadilah bunga yang tangguh yang tahan menghadapi angin kencang dan hujan badai."

I know that life is not a kind teacher and it's always too early to give up. So, just smile and laugh and everything will taste better. XD

Comments

Post a Comment

Popular Posts