When Life Knocked Me Down

"It's already one year. And, I'm totally fine right now."

Ceritanya tepat setahun yang lalu aku terkena musibah (Atau setidaknya aku pikir aku terkena musibah). Musibah apa yang dapat terjadi kepadaku? Seorang pengusaha yang jatuh bangkrut akan menganggap kebangkrutan sebagai musibah. Seorang karyawan yang kehilangan pekerjaan akan menganggap menjadi pengangguran adalah sebuah musibah. Seorang cewek yang putus dari pacarnya maka akan menganggap jomblo single itu sebagai musibah. Hal-hal seperti itu yang sepertinya terjadi padaku setahun yang lalu tepat pada hari ini. Musibah yang bikin aku kesal + keki selama berbulan-bulan. Hmm.. Walau sepertinya gak penting untuk dirayakan, tapi bolehlah aku menorehkan sedikit hitam di atas putih.

I always use phrase "life knocked me down" whenever I have a bad mood, feel offended, angry, mad, shed tears, or something like that. Istilah bekennya: baper. But, I didn't realize that when life came and knocked me down like I always thought, actually I'm lucky enough to have a chance to learn another things about life.

Setahun sudah berlalu dengan kekesalan yang sepertinya mendarah daging pada beberapa bulan setelah musibah itu datang. Tapi, rasanya aku hanya membuang-buang waktuku untuk kesal. untuk apalah aku merasa kesal jika pada kenyataannya aku adalah orang yang beruntung? Rasa kesal sepertinya hanya menutup mataku untuk melihat hal-hal lain dalam hidup. Rasa kesal hanya membuatku lebih banyak berpikir bahwa aku adalah orang paling malang di dunia. Meh. Musibah. hanya karena aku berpikir hal yang ku alami adalah suatu musibah, bukan berarti hal tersebut benar-benar suatu musibah.

I said that, when life knocked me down actually I'm lucky enough to have a chance to learn another things about life. Aku jadi lebih menghargai setiap hal yang ku dapat, aku jadi tahu bagaimana rasanya berjuang untuk diriku sendiri dan untuk orang lain, aku bisa bertemu dengan banyak orang dan lebih mendalami karakter-karakter manusia dari orang-orang yang ku temui, aku jadi lebih sering memperlebar mataku dalam memandang suatu hal (gak cuma menilai suatu hal dari satu sisi saja), aku juga jadi gak terlalu sering baper (karena aku mulai sadar kalau air mataku itu berharga, tapi kalau nonton Drama Korea yang sedih sih lain cerita, ya), dan aku jadi lebih sering tertawa (bukan gila, maksudnya jadi lebih ceria).
Hasil gambar untuk happiness is the state of mind 

Sampai post ini ditulis pun, aku masih menjalani terapi. Aku menamakannya sebagai 'Terapi Ketawa'. Pengaplikasiannya memang selucu namanya. Tertawakan saja semua hal, maka hidup tidak akan lagi terasa begitu sulit dan rumit. Dapat dikatakan bahwa Terapi Ketawa didasari dari kalimat 'Laughter is the best medicine'. Karena rasanya, manusia dapat berpikir lebih jernih dalam perasaan yang tenang dan senang.

Comments

  1. Sukaaa sukaaaa 🙆🙆❤❤

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih, lho..
      Walau awalnya sempet lupa tadi nulis apaan aja.. 😆😆

      Delete

Post a Comment

Popular Posts