Yang Instagramable Itu Kekinian

Di era teknologi ini, di era anak umur 3 tahun sudah pegang IPad, di era anak SD sudah main Whatsapp, Instagram, Path, dan lain-lain, dan lain-lain, media sosial punya peran penting dalam membentuk suatu paradigma dalam lingkup kemasyarakatan. Sama pentingnya dengan menggosok gigi minimal 2x sehari.

Yang akhir-akhir ini ngehits setelah BBM tertelan zaman adalah Instagram. Pastinya gak sedikit masyarakat penikmat teknologi, yang familiar dengan istilah 'Instagramable' dan 'kekinian'.

"Nongki cantik di cafe itu, yuk. Tempatnya Instagramable banget, deh."

"Makan keju-kejuan, yuk. Lagi ngehits di Instagram, biar kekinian."

Akhir-akhir ini aku cukup tertarik dengan fotografi, lalu Instagram memang menjadi wadah untuk 'ajang pamer' foto yang aku suka, ditambah lagi karena Instagram memperbolehkan penggunanya untuk menulis caption yang cukup panjang. Tapi, suatu kali aku ngepost foto Hostel warna-warni yang aku temukan di Negeri Jiran, temanku berkomentar "gedungnya Instagramable banget", langsung saja keningku mengernyit.

Lalu, ada iklan dari salah satu gerai kopi yang cukup terkenal, "Kini kami hadir dengan teknologi dan cara menyeduh kopi terbaru yang pastinya Instagramable banget. Kuy datang ke S********." Lalu, sekali lagi keningku mengernyit.

Istilah 'Instagramable' seolah dijadikan embel-embel untuk promosi, alih-alih mempromosikan cita rasa atau kualitas produk yang dipromosikan. Misalnya saja iklan kopi yang ku sebutkan, sama sekali gak menyinggung akan seperti apa cita rasa kopinya nanti, cukup menyisipkan kata 'Instagramable' maka orang-orang akan datang.

Beberapa kali aku berusaha untuk mengikuti tren menjadi anak kekinian dengan mencicipi makanan-makanan yang 'Instagramable', terutama waktu keju masih menjadi hits (oke, sekarang juga masih hits sebenarnya). Semua makanan saja disajikan dengan keju. Dimulai dari gerai cheesecake yang menjamur dan menggait pelanggan yang rela mengantri berjam-jam demi mencicipi makanan kekinian dan mengunggahnya di Instagram, lalu beberapa minuman pun disajikan dengan taburan keju yang rasanya sama sekali gak bisa ku bayangkan, ada juga sekian banyak sajian mie, ayam goreng, ayam bakar, daging panggang, dan lain-lain, dan lain-lain yang juga disajikan dengan melted cheese.

Dan bisa ku katakan kalau makanan yang dilabeli 'Instagramable' atau 'kekinian' itu gak menjamin kualitas rasanya. Biar hits aja dikasih keju, padahal rasa ayam goreng sama keju itu gak nyambung. Biar hits aja dibilang Instagramable padahal rasa kopinya biasa aja.

Maka setelah lelah aku mencicip dunia anak-anak kekinian, jika aku mau minum kopi maka aku akan masuk ke gerai yang memangnya menjual kopi karena cita rasanya bukan yang membuat kopi yang instagramable, kalau mau makan cheesecake maka aku akan beli cheesecake di toko cheesecake bukannya toko donat yang menjual cheesecake karena cheese itu lagi kekinian.

Kalau semua orang terkena demam 'Instagramable' dan 'kekinian' maka tukan nasi uduk depan rumah pun akan ikut-ikutan. Mungkin menunya bukan lagi nasi uduk + ayam goreng + sambal ati, tapi rice with coconut milk with fried chicken and melted mozarella. Gak akan ada lagi yang namanya nasi uduk dengan cita rasa yang sesungguhnya.