The Sun is Also A Star - Jatuh Cinta Secara Ilmiah (Atau Mungkin Tidak)

Buku ini termasuk ke dalam jajaran buku yang sangat ku nantikan. Penulisnya adalah Nicola Yoon yang juga menulis buku Everything Everything dan berkat buku pertamanya itu lah aku jadi menantikan buku-buku Nicola Yoon yang baru. Tapi, sebenarnya buku ini sudah lama ku beli tapi baru saja selesai ku baca. LOL



Buku ini berkisah tentang Natasha, gadis kulit hitam dan berambut afro (yang dirawatnya selama 3 tahun) keturunan Jamaika dan Daniel, seorang laki-laki keturunan Korea Selatan dengan rambut kuncir kuda (yang dikatakan seksi oleh Natasha).

Awalnya, cerita Daniel dan Natasha sama sekali tidak bekaitan. Natasha dan keluarganya adalah imigran ilegal dan hari itu ia (amat sangat) sibuk mengurus pembatalan deportasi keluarga mereka, walau sebenarnya deportasi itu memiliki kemungkinan yang (amat sangat) kecil untuk dibatalkan. Sedangkan Daniel sedang berusaha untuk membatalkan interview beasiswanya dengan Universitas Yale (Universitas kedua terbaik setelah Harvard) pada jurusan kedokteran karena menurutnya tangannya lebih cocok untuk berada di antara alat tulis dan buku dibanding berada di antara jarum suntik dan stetoskop.

Natasha dan Daniel sebenarnya memiliki urusan mereka masing-masing dan masalah penting yang harus diselesaikan, tapi sepertinya sebuah kebetulan kecil (dan beribu-ribu kebetulan selanjutnya) menuntun mereka untuk menjalani pertemuan yang akan merubah hari itu dan hari-hari yang akan mereka jalani selanjutnya.

Aku suka dengan karakter Natasha yang denial, skeptis, dan cara pandangnya yang ilmiah (atau berusaha bersikap ilmiah) terhadap cinta. Oke, aku juga termasuk orang yang denial dan skeptis terhadap cinta (apalagi cinta pada pandangan pertama) walau aku gak pernah memikirkan tentang dopamin, serotonin, dan teman-temannya yang memiliki andil penting dalam hal percintaan. Aku juga suka dengan karakter Daniel yang lucu dan menggemaskan (walau rasanya rambut kuncir kudanya minta ku jambak. :')). Laki-laki yang akan ikut menangis jika melihat orang lain menangis. Aaaww lucunya.  Dan ia memiliki kalimat yang sepertinya langsung menjadi kalimat favoritnya begitu ia bertemu dengan Natasha, "We destined to be together".

Natasha: “I don't believe in love."

Daniel: "It's not a religion," he says. "It exists whether you believe in it or not.”

Salah satu percakapan yang membuatku tersenyum-senyum sendiri. :))

Cerita cinta Daniel dan Natasha seolah dipadatkan dalam satu hari. Mereka tidak saling kenal, bertemu, saling jatuh cinta (oke, Daniel yang pertama), bertengkar, dan saling menemukan satu sama lain. Semua itu mereka lalui dalam satu hari!! Aku harus sedikit memutar imajinasi untuk membayangkan kronologi perjalanan cinta mereka karena sepertinya mereka memiliki waktu lebih dari 24 jam dalam 1 hari.

Dan cerita mereka disampaikan secara bergantian dari sudut pandang Natasha dan Daniel dengan beberapa selingan intermezo dan cerita-cerita dari sudut pandang tokoh lain -tokoh yang penting sampai tokoh yang hanya sebagai pemeran figuran-.

Aku suka cerita buku ini. Nicola Yoon membuat cerita romance yang lucu dan gak menye-menye, Nicola Yoon membuat tokoh Natasha dan Daniel yang juga mencerminkan pergulatan anak-anak remaja dalam mencari jati diri, mereka berbicara mengenai mimpi-mimpi mereka -apa yang sebenarnya mereka inginkan-, betapa ketidakpedulian terkadang bisa menjadi tindakan yang revolusioner (karena jelas manusia-manusia stereotip akan memandang aneh pasangan yang berbeda warna kulit).

Dan terkadang aku merasa kalau buku-buku Nicola Yoon mirip dengan buku-buku John Green yang juga seringkali menyelipkan cerita-cerita filosofis dan penuh makna. Tapi, mungkin Nicola Yoon lebih menonjolkan sisi romance antara dua tokoh (Thanks God, romance nya gak menye-menye).
"Semua orang bisa melakukan kesalahan apa saja. Kesalahan kecil, misalnya mengantre di kasir yang salah. Kadang-kadang kau melakuman kesalahan yang sedang. Kau kuliah di sekolah kedokteran dan bukannya mengejar cita-citamu. Kadang-kadang kau melakukan kesalahan besar. Kau menyerah." - Natasha
Hanya saja, ku rasa endingnya agak menggantung. Apa yang sebenarnya akan terjadi pada Natasha dan Daniel setelah serangkaian kejadian yang dibuat oleh semesta kepada mereka? Hmm..

Penulisnya sendiri, Nicola Yoon, merupakan wanita keturunan Jamaika yang berimigrasi ke Amerika (yang menyukai hal-hal berbau romantis tentunya) saat umurnya masih muda.

Comments

  1. ii kok reactionsnya ga bisa diklik ya?
    btw jadi pengen baca juga haha
    trus jadi kepoin si Nicola Yoon kaya apa hahaha
    tapi gw lagi baca Girl on The Train by Paula Hawkins
    pernah baca?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Masa gak bisa? G klik sndiri bisa.. :O
      Baca, pik. Lumayan ini bacaan ringan, romance tapi gak menye2. Sekilas mirip sama novel2nya John Green, sih. Ada filosofi hidupnya gitu.
      Belom baca, tapi g punya bukunya yg Girl on The Train gara2 salah beli.. :'D Next, abis bukunya Paulo Coelho kelar g baca itu. wkwk

      Delete
    2. iya tadi ga isa wkwkw sekarang uda bisa sih

      iya nih nanti dah bacanya..gw masih baca naked marquise wkwkwkw >.< kaga kelar2 gagara melakukan hal yang laen

      yang The Girl on The Train gw uda kelar. Bahkan nonton filmnya juga uda hahaha..
      Mayan sih novelnya...

      Delete

Post a Comment

Popular Posts