Nikah Kejar Target?

Happy Lunar New Year!!
GONG XI FAT CAI

Dan menurutmu apa yang membedakan saat aku merayakan Imlek umur 12 tahun dan 22 tahun?

Imlekan umur 12 tahun, kalimat dan pertanyaan mainstream yang terdengar adalah:
"Mei, udah kelas berapa?"
"Ih, Mei udah gede, ya. Gak berasa, dulu masih kecil." yang bisanya ku jawab dengan cengiran kikuk.

Imlekan umur 22 tahun, kalimat dan pertanyaan mainstream yang terdengar adalah:
"Udah punya pacar belom?" 
"Semoga cepet dapet jodoh."
Lalu, aku pura-pura tidur aja -walau saat itu aku lagi berdiri, sih.-

Dan entah sudah berapa ratus kali aku mendengar kalimat-kalimat seperti itu hari ini. 978 kali mungkin #lebay.

Tapi, sebenarnya pertanyaan itu gak salah-salah amat, sih. Karena pada dasarnya, siklus orang-orang kebanyakan itu seperti ini:
sekolah - kuliah - kerja -married - punya anak
Gak salah memang, tapi aku sebal jadinya.

Sementara, siklus hidup yang ku inginkan adalah begini:
sekolah - kuliah -kerja sambil mengeksplorasi diri, menikmati hasil jerih payah sendiri, mempelajari semua hal yang bisa ku pelajari (belajar bahasa, belajar musik, belajar fotogarifi, dll, dll), dan seabrek kegiatan menarik lainnya.
Married dan punya anak? I have no idea about it..

Dan disaat aku nabung buat beli kamera dan jalan-jalan, temanku malah nabung buat biaya nikah dan biaya sekolah anak. OMAIGAT!! My face be like :l :l :l

Banyak yang bilang,
"Udah umur segini, wajar kalau udah mau nikah."
"Kalau nikah jangan terlalu tua, nanti punya anak susah."
"Nikah maksimal umur 25 aja, biar nanti pas anaknya gede, kita belom tua-tua amat."
Dan seabrek petuah-petuah lainnya..
Kok, kesannya nikah itu buat kejar target, ya??

Sebagai seorang wanita (ahem), anak pertama, sekaligus cucu pertama, mungkin sudah sewajarnya kalau tekanan semacam itu menghampiri saat aku memasuki umur.. hmm 24 atau 25. Tapi, sepertinya nie ya, perhitunganku meleset cukup jauh. Terbukti dengan banyaknya "semoga .. semoga .." yang ku dengar hari ini. Mamaku pun secara gak langsung sudah mengangkat topik yang menjurus ke arah pernikahan. Betek lah langsung saya..

Udah beberapa kali saudaraku berusaha untuk menjadi Mak Comblang,
"Kemarin ada yang mau sama Mei, beda 10 tahun."
"Mei, katanya mau dikenalin cowok udah mapan, udah punya toko, tokonya rame."
"Mei, ada yang mau kenalan, nih. Beda satu putaran shio sama kamu."
OMAIGAT!! Memangnya umurku ini berapa? Masih 22 kan bukannya 32? Tapi kok.... kok......
Yang tadinya udah betek, makin manyun lah saya.

Lalu biasanya aku komentar,
"Selow aja kali. Aku aja tiada berpacar masih anteng-anteng aja, kok. Masih banyak target yang lebih pingin ku kejar daripada ketemu jodoh."

Lalu, biasanya respon yang ku terima seperti ini,
"Alah, workaholic banget, sih?" Hmm.. engga juga, sih.
"Ngejar karir ya lu?" Bukan juga.
"Kalau begitu, cari pacarlah!" Buat apa, ya? #laluditempeleng

Tapi, memang kenyataannya begitu, kok. Aku ini orangnya suka bikin resolusi, tapi aku gak pernah memasukkan "cari pacar" sebagai resoluisku. Karena sekali lagi ku katakan bahwa masih banyak hal yang bisa ku kerjakan selain menikah.

Apa? Belajar bahasa Korea dan Jepang misalnya, menambah hobi baru seperti fotografi, travelling ke mana kakiku bisa melangkah, dan aku berencana mau ambil S2.

Ku katakan juga kalau menikah bukan masalah mau atau kepingin atau biar cepet punya anak atau apa-pun-lah-alasan-orang-orang-kebanyakan. Menikah itu harus punya mental yang kuat, gak mau lah ya kalau mentalku masih cupu lalu sok-sokan menikah. Menikah juga berarti memikul tanggung jawab, komitmen, dan keberanian seumur hidup.

"Jangan mikirin tanggung jawabnya aja. Nikah dan punya anak itu merupakan kebahagiaan tersendiri." ini kata temanku yang udah mau nabung buat biaya nikah.
Lalu ku jawab, "bahagia aja sekarang, ngapain musti tunggu punya anak dulu baru bahagia?" agak ngeselin memang jawabannya. Tapi, bukan Meiliana Kan namanya kalau gak ngeselin. #eeh

Jadi, yah begitulah menurutku. Menikahlah tapi bukan karena mau, ingin, atau ngejar target punya anak. Menikahlah karena sudah siap. Dan saya sudah pasti belum siap. Haha..

Happy Lunar New Year sekali lageeh!!

Comments

  1. Menurut artikel di Kompas, melahirkan saat umur 35 tahun merupakan umur yang ideal. Ini bisa mendukung alasanmu untuk ga nikah dan punya anak cepat-cepat :p

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts