Rencana VS Wacana

Aku punya sejuta keinginan, sepuluh juta rencana, dan satu miliar mimpi. Tapi,-sampai saat ini-belum ada satu pun keinginan yang terwujud. Juga belum ada rencana yang terlaksana. Dan mimpiku masih berupa mimpi belaka.
"Aku ingin begini.."
"Aku ingin begitu.."
Tapi, pantatku masih menempel di kursi malas. Erat. Lengket. Susah sekali dilepas.
Duh..

Salah satu hobiku adalah membuat rencana. Tapi, kalau kursi malas itu masih tetap setia menemani pantatku, rencana hanya akan menjadi wacana. Ujung-ujungnya, lebih tepat kalau aku disebut sedang berangan-angan.

Orang-orang bilang, "Gapailah mimpimu setinggi langit." Tapi, kurasa, angan-angan tidak sama dengan mimpi. (Benarkah begitu?)
"Nanti, aku mau menjadi ini.."
"Nanti tahun 2020, aku mau punya ini.."
Dan "Nanti.. ". Dan "Nanti.. ". Dan "Nanti.. "

Sehari telah berlalu. Seminggu. Sebulan. Sampa akhirnya berganti tahun, tapi tidak ada satu pun resolusiku yang tercentang.

-Dan sebenarnya, saat ini hatiku sedikit ketar-ketir, gundah gulana, mengingat jumlah bulan ditahun 2016 sudah bisa dihitung sebelah tangan. Ngapain aja diriku selama delapan bulan ini, selain mengikuti ke mana air mengalir? Duh..-

Terbesit untuk mencari teman, "Hei, apa yang kau kerjakan selama delapan bulan terakhir? Hanya mengikuti arus? Kalau begitu, kita sama."
Pertanyaan tiada guna..

Kemudian, ku ganti saja pertanyaanku, "Apa yang harus ku lakukan sebelum kalender tersobek habis hingga tersisa selembar tanggal 31 Desember? Apa, ya? Apa, ya?"
Terlalu banyak berpikir (yang merupakan tabiat burukku yang paling buruk) hanya membuat otakku buntu.

Ternyata, jawaban atas pertanyaan yang kupikirkan setengah mati itu ada di depan mata.
Memangnya apa? Jawabannya: (1) berhenti berpikir, (2) lalu cari hal-hal yang kusenangi, (3) lalu lakukan.

 Source: http://faxsupplies.net

Biasanya, kerjaku hanya me-scroll halaman Facebook, melihat video-video cara membuat ini, cara membuat itu, lalu sudah. Biasanya, kerjaku hanya membaca-baca blog orang lain-tentang kuliner atau blog traveler-, lalu berpikir sambil merasa iri, "Kok mereka asik, ya? Aku juga mau.", lalu sudah. Hanya stuck ditahap kedua, lalu sudah.

Mungkin sudah saatnya aku melangkah ke tahap ketiga. Membuat blog ini sudah merupakan kemajuan-yang bisa dibilang luar biasa-bagiku. Karena mungkin pantatku bisa memisahkan diri dari kenyamanan si kursi malas. Secara perlahan.
Tak apalah. Perlahan, tapi pasti. Perlahan, yang penting lakukan.

Mungkin, ada diantara kalian-kalian yang masih ada tidak bisa lepas dari kursi malas. Mungkin.
Apa rencana kalian untuk mengisi hari yang sebentar lagi berganti minggu, berganti bulan, lalu berganti tahun?

Comments

Popular Posts