Life is Not a Game

Some people said that life is a game.

"Life is a game. Just press start and play it."

"Life is just a game. You can be a player or a toy."

Aku termasuk orang yang secara pasti menyangsikan pernyataan itu. Menolak dan menggelengkan kepala tanda tak setuju jika ada orang yang berkata kalau kehidupan itu seperti game.

Alasannya sederhana: aku bukan seorang gamer, gak suka main game kecuali Harvest Moon yang seringnya ku mainkan pakai cheat dan itu pun gak pernah tamat sampai detik ini dan kalau aku main game lalu menemukan level yang sulit aku pasti berhenti main dan bilang kalau game itu gak seru karena aku gak menang-menang. :')

So for me, life is definitely not a game. Karena kalau kehidupan itu seperti game, aku akan kabur begitu menghadapi masa-masa sulit, kalau bahasa people zaman now sih lari dari kenyataan, ya. Aku akan mencari seabrek cara agar aku bisa naik level tanpa mengalami kesulitan. Seperti main Harvest Moon atau The Sims pakai cheat. Sayangnya, gak ada cheat code yang bisa membuatku cepat kaya tanpa bersusah payah dan gak ada cheat code yang bisa bikin aku level up dalam kehidupan dengan mudah.

Maksudnya level up itu apa, sih? For me, level up is when myself learned something new. And the lessons comes from a ton of problems and experiences that life gave for me. So, how can I level up when I didn't meet any problems and experiences? Ibaratnya seperti si Nobita yang mengandalkan alatnya Doraemon saat ulangan.

So, I set up my mindset and suggesting myself "Life is not a game. You must face every level and every difficulties in your life, no matter what."

Kehidupan itu seolah seperti harga mati yang gak bisa ditawar. Kita gak bisa milih mau main di level berapa, kita gak bisa milih mau tingkat kesulitan yang easy, medium, atau hard. Suka-suka kehidupan aja mau kasih masalah macam apa, kan. Dan kalau ketemu kegagalan, kita gak bisa pencet tombol reset. Jumlah nyawa dan XP kita tergantung pada seberapa besar niat kita untuk bangkit lagi disaat 'game over' datang menghampiri.

Satu-satunya hal yang bisa membuatku level up adalah masalah yang disuguhi oleh kehidupan. Tapi, rasanya kalau aku selalu memandang masalah sebagai suatu beban kayaknya akan terasa berat banget, deh. Yang ada bukannya level up tapi stuck dan aku akan berusaha mencari cara untuk melarikan diri dari masalah itu selayaknya aku ketemu level sulit saat bermain game. So, I am learning to see problem not as a problem but as a challenge and a new chance to learn something new. Mindset semacam itulah yang membuatku gak kena sindrom 3L (letih, lesu, lunglai) lagi kalau ketemu masalah. Tapi, mungkin bete-bete sedikit masih lah ya, manusiawi namanya. LOL

Bosku pernah bilang kalau kita harus mencari sesuatu untuk diimprove, menjalani kehidupan itu gak boleh gitu-gitu aja, lalu habis itu aku menyebutnya sebagai orang pencari gara-gara. (Junior kurang ajar X'D) Tapi, rasanya aku juga mulai menikmati menjadi seorang pencari gara-gara. XD