Regret is Definitely not My Choice
Ada yang bilang bahwa penyesalan adalah bagian dari kehidupan, tapi aku gak berpikir begitu. Karena percaya atau engga, kalau ditanya, "apa penyesalan terbesarku?" aku akan jawab, "gak ada", simply because I don't have any regret. Setiap kali ditanya, "kalau bisa memutar waktu, hal apa yang mau kamu perbaiki?" pun aku pasti jawabnya gak ada. Karena aku merasa gak ada yang perlu diperbaiki dari masa laluku. Bukan berarti aku merasa hidupku sempurna atau gak pernah melakukan kesalahan, ya. Hei, I am a human being too. Mistakes are inevitable for me, but that's one thing that makes me grow up.
Tambahan lagi kalau udah mengambil sebuah keputusan pun aku gak pernah menyesal. Karena aku tau aku bukan cenayang, aku gak tau keputusan yang aku ambil ini benar atau salah, aku gak tau keputusan yang aku ambil ini akan membawaku ke mana, aku gak tau keputusan yang aku ambil ini akan berdampak seperti apa ke depannya. Yang aku tau adalah aku gak tau, well gak semua hal punya jawaban, kan. Tugasku adalah melakukan apa yang aku rasa benar saat itu, urusan hasilnya yah bagaimana nanti aja. Toh, aku juga bukan tipe orang yang asal jeblak atau orang yang bertindak tanpa berpikir dulu. Aku cukup percaya diri kalau setiap keputusan yang aku ambil sudah ku pertimbangan matang-matang beserta dengan konsekuensi yang harus aku terima, entah enak atau gak enak. Tapi, setelah keputusan itu aku eksekusi, aku yakin aku gak akan menyesal.
Aku gak menyesal mengambil keputusan masuk ke jurusan akuntansi, bukannya psikologi yang aku labeli sebagai mimpiku dulu. Karena aku menemukan banyak hal menarik dan melewati berbagai macam proses kehidupan walau berujung kerja di belakang monitor.
Aku gak menyesal aku pindah kerja walau keliatannya tempat kerja yang lama lebih luber ilmunya dan aku harus meninggalkan teman-teman terdekatku di sana. But, who knows. Karena aku percaya kalau ilmu gak cuma bisa digali di satu tempat dan teman-teman yang emangnya klik akan tetap klik seterusnya dan mungkin juga akan berlaku seleksi alam.
Aku gak menyesal karena aku sudah berpaling dari seseorang yang menurutku bisa cocok denganku tapi ternyata kenyataan bilang engga. Karena aku jadi lebih mengenal diriku lebih baik lagi dan menyadari bahwa ada banyak orang yang sungguhlah care sama aku dengan cara mereka masing-masing. Aku jadi belajar bagaimana cara menyambung kembali hati yang patah dan aku tau kalau hati yang patah bisa kembali seperti semula atau bahkan lebih bagus daripada sebelumnya, tergantung bagaimana kamu menyembuhkannya.
Aku gak menyesal aku pernah menjadi anak yang mungkin bisa dibilang tukang membangkang dan gak dekat dengan papaku waktu dia masih ada. Kenapa? Karena melalui masa lalu yang seperti itu aku justru bisa memperbaiki diri dan mengenal diriku lebih jauh, aku juga lebih mengerti apa itu arti keluarga, aku justru lebih mengenal papaku setelah dia gak ada karena banyak cerita yang mengalir tentangnya yang tak pernah dibicarakan semasa dia masih ada, aku jadi lebih yakin untuk menjadikan papaku sebagai panutan nomor 1. Bukannya aku bersyukur atau bagaimana, tapi kadang kita perlu melewati masa-masa kelam agar bisa bertumbuh, kan.
Jadi jelas kan kalau rasanya aku sangat puas atas segala hal yang terjadi dalam hidupku yang jauh dari kata sempurna ini. Aku gak mau terbelenggu dalam sebuah penyesalan akan masa lalu yang gak bisa aku apa-apain lagi. And instead of regretting my mistakes I prefer to learning from them.
Comments
Post a Comment