Hidup Tanpa Instagram

Di post sebelumnya aku udah cuap-cuap panjang lebar tentang hal-hal unfaedah, tentang kenapa aku memutuskan untuk detox media sosial khususnya Instagram, dan tentang hal-hal lainnya yang aku udah lupa. Kalian baca sendiri aja ya di sini. Wkwkwkwkwk Nah, kali ini aku mau review tentang detoxku itu. Aku pernah baca (di mana gitu ya lupa) kalau sebuah hal bisa jadi habit tuh kalau dilakukan terus-terusan selama 21 hari. Maka kemarin aku memutuskan untuk detox Instagram selama sebulan. biar lebih pol maksudnya jadi habitnya. Tapi karena satu dan lain hal, akhirnya aku install lagi Instagram tepat dihari ke 21. Yah, gak apa-apa lah, seenggaknya targetnya 75% tercapai, kan.

Sebelum-sebelumnya aku pernah baca-baca cerita dari beberapa selebgram/influencer yang detox Instagram sambil mendekatkan diri dengan alam, cerita dari Febrian ini salah satunya. Dia mengaku kalau dia mau ngerasain gimana sih rasanya hidup tanpa internet. Iya, aku juga kadang bertanya-tanya orang jaman dulu tuh ngapain aja sih ya kerjanya. Karena sejak ada internet kan aktivitas kita pasti ada aja yang pake internet. FYI, detox yang ku lakukan ini sih gak off sama sekali dari internet, ya. Hanya bikin media sosial mati suri aja yang diikuti oleh seruan dari teman-temanku, "kenapa kok detox? *pake emo terkejoed*" Iya, aku juga termasuk ke dalam spesies manusia yang menganggap bahwa nenteng hp itu sama pentingnya seperti nenteng jempol. Apalagi kalau lagi senggang, main hp berjam-jam lalu taro, 5 menit kemudian pegang lagi lalu main lagi berjam-jam. Dan aplikasi yang paling sering digunakan adalah Instagram. Entah aku buat baca-baca cerita orang, baca-baca highlight influencer yang berguna, nyari inspirasi ini itu ina, atau sekadar ngescroll dan menghujani timeline dengan like. Unfaedah kan kalau dipikir-pikir lagi. FYI, aku memutuskan untuk detox tanggal 3-24 Desember, tapi aku cuma menggunakan Instagram untuk DM temanku aja sampai setelah lewat tahun baru aku post foto dan post Instastory lagi. Iya tahu, aku melewatkan moment di mana orang-orang lagi asik ngepost foto pohon natal atau liburan akhir tahun, tapi justru di situ sensasinya. Ahahaha

Nah, aku buat rekapan selama 3 minggu aku gak main Instagram.

Minggu Pertama Tanpa Instagram

• Hari pertama agak ngeblank waktu malam. Bukan ngeblank gimana, cuma mati gaya aja. Karena kan biasa-biasanya abis pulang kantor, bersih-bersih lalu mantengin hp ampe malam. Jadilah hari itu aku memutuskan untuk tidur lebih cepat.
• Hari-hari selama minggu pertama aku lewati dengan browsing hal-hal lain yang lebih berfaedah. MisalhMi baca-baca cerita dari blog orang-orang atau baca-baca berita.
• Jempolku masih otomatis ngeklik folder tempat dulu Instagram berada setiap kali main hp. Kayak nyari-nyari mantan di tempat favorit bersama taunya si mantan udah gak di situ. #eeh
• Kalau lagi makan di tempat lucu-lucu masih sepntas mikir buat foto dan post di Instastory. Maklumlah, move on itu sulit. Ahahahaha Nah, antusiasme buat foto hal-hal sekitar jadi menurun juga.
• Jadi lebih aware dengan keadaan sekitar. Waktu ketemu temen atau keluarga jadi fokus dengan quality time bukannya sibuk main hp.
• Emosi jadi lebih terkontrol. Dulu-dulu liat ini itu ina di Instagram kebanyakan nyinyir dan ngejudge. Karena gak ada lagi yang bisa dilihat kan nyinyir sama ngejudge nya jadi berkurang.

Minggu Kedua Tanpa Instagram

• Mulai nyari-nyari hal lain untuk mengalokasikan waktu yang sebelumnya terbuang buat Instagram. Misalnya jadi lebih sering nulis dan publish post di blog, baca buku yang udah lama dianggurin, main game, nonton youtube.
• Instagram mulai berasa asing di telinga. Kalau ada yang ngasih unjuk instastory udah mulai mikir dulu itu apa. Iya, susah move on nya seminggu aja, minggu selanjutnya udah lupa. Wkwkwkwkwkwk
• Di hari ke-10 ada temanku yang nanya "memangnya kamu kuat tanpa IG?" Kuat. Buktinya aku masih hidup kan.
• Mulai download game dan ujung-ujungnya main Tsum Tsum, tapi jadinya malah addicted main Tsum Tusm selama beberapa hari.

Minggu Ketiga Tanpa Instagram

• Mulai bosen main Tsum Tsum, akhirnya uninstall juga
• Lalu banyakin baca buku, aku bisa habisin 1 buku dalam 4 hari, sebuah pencapaian mengingat kemarin-kemarin aku perlu waktu beberapa minggu buat baca novel kategori remaja.
• Banyak juga baca artikel-artikel berfaedah kayak artikel tentang penyakit laringomalasia dan artikel tentang fenomena bunuh diri di Jepang.
• Temanku yang lain mulai merasa kehilangan, "pantesan sepi di Instagram. Biasanya setiap buka IG pasti kamu lagi kamu lagi yang muncul"
• Lalu temanku yang lain membenarkan "kamu udah addicted banget berarti sama IG"

Jadi begitulah rekapan 3 mingguku hidup tanpa instagram. And see, I'm still alive!! Aku tulis post ini sebagai reminderku ke depannya, kalau ada yang mau ikutan boleh juga lho. Setelah aku masuk lagi ke dunia perinstagraman, aku mengubah sudut pandangku. Hal pertama yang aku lakukan setelah awal tahun dan memulai kehidupan Instagram yang baru adalah ngepost foto dengan caption panjang. Ah, itu mah udah pasti. Ahahahahaha Sebelumnya aku mengajukan pertanyaan untuk diriku sendiri, "Instagram ini akan ku gunakan untuk apa?" Aku putuskan untuk membuat InstagIns sebagai media pengembangan diri. Untuk menunaikan misi ini, maka aku sortir secara berkala account-account yang aku follow yang sebelumnya mencapai 600 lebih. Aku pilah-pilah mana account-account yang sekiranya ngasih ilmu (di luar account-account punya teman, ya) sampai akhirnya jadi 500an.

Lalu hal berikutnya yang aku lakukan adalah ikutan lomba foto Kemenpar dan Pesonaid_Travel. Dari tahun-tahun lalu sebenarnya udah ada banyak banget lomba foto, aku cuma pingin ikut aja tuh tanpa ada eksekusi. Kali ini aku eksekusi, gak menang sih, tapi cukuplah untuk langkah awal membangkitkan niat. Kan ada istilah "now or never" kan,, terlepas hasilnya bakal gimana nanti, yang penting setuju aja apa kata Tokopedia "Mulai aja dulu" *lho kok ngiklan* Aku juga ikutan challenge nya @30haribercerita, upload foto lalu bikin caption yang isinya cerita terserah mau cerita apa aja, kadang juga dikasih temanya sih. Sampai saat ini hmm 6 hari berturut-turut aku bercerita (padahal udah jalan hari ke-19 wkwkwkwk)

Jadi sekian ceritaku tentang hidup tanpa Instagram. Salam dari aku yang lama dengan tujuan hidup baru.