What Kind Of Life Do You Want To Live?

Semua orang pasti tahu kalau setidaknya terdapat 2 pilihan untuk setiap hal. Aku tahu, kamu tahu, kalian tahu. Tapi, kadangkala aku, kamu, dan kalian lupa akan fakta tersebut.

Setidaknya terdapat 2 pilihan pada setiap hal.
a. Mau bekerja agar bisa jalan-jalan
b. Mau jalan-jalan karena jenuh bekerja

a. Mau mengeluhkan hal-hal kecil
b. Mau bersyukur untuk setiap hal kecil

a. Mau tersenyum saat hujan karena setelah itu bisa melihat pelangi
b. Mau mengeluh dikala hujan karena sudah hujan, becyek, lalu gak ada ojyek
Kadangkala aku berpikir kalau hidup ini penuh dengan pertanyaan yang jawabannya berupa pilihan ganda, yang dipikirkan penjelasannya seperti soal essay, dan dihadapi apa pun konsekuensinya. Hidup itu seperti pertanyaan, kita sendiri yang menjawab, lalu kita sendiri yang menilai apakah jawaban kita itu layak atau tidak disebut sebagai jawaban. The answers are not about right or wrong, but about the value which can lead us to be a better person.

Tempo hari aku pernah melihat cuplikan dari instagramnya humanofny, dan salah satu orang yang diwawancarai berkata begini,
"The meaning of life is that there is no meaning. And because of that you have to make there be a meaning for the people that haven't realized it yet."
Aku, kamu, dan kalian seringnya mencari-cari arti dari kehidupan yang kita jalani. Padahal sebenarnya, kitalah yang seharusnya membuat hidup kita berarti. People says that life is like a blank of paper, so you must take your pen and write your own story. Create the meaning, instead of find it. Give the colors to your life instead of waiting someone to give any colors for your life.


Dan seperti soal pilihan ganda, you choose your answer. You are the one who have the privilege to create a life you want to live.

Tapi, hei, entah mengapa aku merasa itu adalah pertanyaan yang paling sulit ku jawab. Sudah cukup sering aku memikirkan pertanyaan itu. Sudah cukup sering aku memikirkan jawaban atas pertanyaan itu. Sudah cukup sering aku membuat rencana atas hal-hal yang aku inginkan. Tapi, rasanya agak sulit jika aku punya skill terpendam untuk melarikan diri dari kenyataan, ya. Is it just me or everyone else have the same problem? Hmm

Dan aku juga adalah salah satu orang yang paling pintar meremehkan diri sendiri. Maunya begini, begitu tapi belum apa-apa sudah bilang gak bisa. Mau ambil S2 tapi belum apa-apa sudah bilang otakku gak sanggup sampai akhirnya seorang temanku berkata "kenapa bilang begitu?" Iya, kenapa bilang begitu? Memangnya sudah nyoba? Ahahahahahahahaha

Lalu temanku yang lain mengingatkanku untuk tidak lari dari kenyataan. Karena pada kenyataannya, kemana pun aku pergi, hal yang serupa akan selalu muncul, kan.

I know that everybody is struggling with their own way. Bangun setiap pagi, lalu pergi mencari barang bekas untuk dijual, pergi ke pasar untuk berjualan, menerobos macet untuk bekerja di kantor, lembur-lembur sampai malam sampai pagi.

Lalu setiap orang akan mendapatkan apa yang pantas mereka dapatkan. Aku memilih untuk meminum kopi, maka lidahku akan merasakan rasa kopi. Mereka yang memilih untuk bekerja keras akan mendapatkan hasil dari kerja keras mereka. Mereka yang memilih untuk bersyukur pada hal-hal kecil akan merasa bahunya lebih ringan dan lebih happy (ini kesaksianku dari pengalaman pribadi, ya).

So, to live in a life you want to live you must ready to struggle. If you're not struggling enough, you'll walk nowhere and get nothing. Jangan menjadi petani yang malas bangun pagi tapi mengharap hasil panen berlimpah, jangan juga berharap pada durian runtuh, karena sepertinya Dewi Fortuna pun enggan menghampiri orang yang gak mau berusaha. Bukan begitu, Meiliana Kan?

Jadi, dengar baik-baik, ya. Ingat perkataan temanmu itu setiap kali skill untuk meremehkan dirimu itu muncul. Kamu mau belajar Korea, belajarlah yang rajin. Kamu mau menghasilkan foto yang ketjeh macem Koko Alexander Thian, latihan mencet-mencet kamera yang banyak. Mau S2, belajar dan menabunglah mulai dari sekarang. You know that you can do anything you want if you want to struggling enough. Ajukan pertanyaan "kenapa bilang begitu?" saat dirimu yang pemalas itu bilang kalau kamu gak bisa, oke?

If you choose to struggling enough, you can get a life you want to live.

Comments

  1. mau s2 bisa cari beasiswa dari LPDP jg Mei...atau ga di univ swasta juga suka ngasih beasiswa. Kan lumayan tuh.

    btw semua manusia itu sudah dikasi tahu tujuan hidupnya Mei, yaitu memuliakan Tuhan. Jadi kerjakan segala sesuatu untuk kemuliaan Tuhan. Pasti deh akan berbeda hasilnya kalau ngerjain segala sesuatu buat Tuhan. Kalau ga inget Tuhan, pasti cenderung ngerjainnya "asal jadi". Gw pun merasakan itu. Kalau lagi ga inget Tuhan, pasti asal-asal aja de kerjanya. Hahaha.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts