Supermoon - 14/11/2016
Kemarin itu, tanggal 14 Nov 2016, terjadi penampakan bulan yang paling besar dan paling terang sejak tahun 1948. Supermoon disebutnya. Bukan Superman. *lalu krik krik*
Aku sendiri cukup menantikan fenomena itu. Melihat penampakan bulan yang 12% lebih besar dan 30% lebih terang, walau sebenarnya aku tidak berharap terlalu banyak di bawah langit Jakarta yang beberapa hari ini selalu diguyur hujan setiap kali petang menyinsing. Benar saja, siang kemarin langit kembali menangis. Cukup deras dan cukup lama, tapi ternyata tidak sampai sore sudah berhenti. Hatiku sedikit bersorak, setidaknya aku bisa pulang kantor tanpa perlu basah kuyub.
Saat keluar kantor, matahari baru saja akan terlelap. Aku masih bisa menyaksikan secercah cahaya sunset dari samping kantorku. Dan karena jalanan macet, aku baru sampai ke daerah tempat tinggalku saat langit sudah berubah gelap. Tapi, saat itu langit tidak bisa dibilang cerah banget, tampak awan-awan kelabu yang terlihat seperti akan menurunkan hujan lagi. Iseng, kutengadahkan kepalaku, mencari-cari keberadaan Sang Purnama.
"Oh, itu dia."
Letaknya sudah cukup tinggi, seolah berusaha menampakkan diri di antara gedung-gedung bertingkat. Yang ku lihat, bulan tertutup awan, tapi masih bersinar sangat terang sampai membuatku tersenyum-senyum sendiri. Letak bulan saat itu berlawanan dengan arah jalanku, jadilah aku jalan ke depan sambil menengok ke belakang sambil senyum-senyum sendiri. Mungkin orang yang lihat akan ngatain aku aneh atau gila. Bukan mungkin, pasti mereka ngatain aku begitu. *mendadak insecure* Yah, mau bagaimana lagi kalau diri ini sudah terpesona akan sinar bulan yang tetap terlihat terang walau awan menutupinya. Kalau aku bukan berjalan di jalan raya, mungkin aku akan berdiri bergeming atau pinjem kursi dari warung di pinggiran hanya untuk memuaskan rasa kagumku pada sinar Sang Purnama malam itu.
Dan malam itu juga aku seperti mendapat pencerahan. Malam itu, bulan terlihat cantik walau langit menunjukkan tanda-tanda akan menangis lagi. Malam itu, bulan tetap memancarkan sinar terang dan pesonanya, tidak peduli ada segerombolan awan yang menghalanginya. Bulan tetap bersinar terang apa pun yang terjadi. Ternyata Supermoon tidak hanya cantik tapi juga memotivasi untuk membuat diri ini semakin tegar apa pun yang terjadi.
Walau ada halangan rintangan, tetaplah bersinar seperti bulan. Walau keadaan membuatmu down, tetaplah bersinar seperti bulan. Walau kau menangis atau hatimu sakit, tetaplah bersinar seperti bulan.
Well, mungkin ini adalah kata-kata ternaif yang pernah aku lontarkan. Pastinya memang gak gampang untuk bersinar disaat diri ini dirundung pilu. Pastinya memang gak gampang untuk bersinar disaat keadaan menjatuhkan kita. Pastinya gak gampang untuk tetap bersinar disaat hati ini ingin menangis.
Tapi, biarlah kalimat naifku ini menjadi pengingat diriku di masa depan. Dan cantiknya sinar bulan kemarin malam akan terus membekas di memoriku. Walau sayangnya penampakan Supermoon kemarin tidak kufoto karena kamera henponku seringkali tidak menangkap hal-hal indah dengan semestinya. Jadi, ku comot saja ya beberapa fotonya dari detik.com.
http://news.detik.com - credit: Yus Rusila Noor
http://news.detik.com - credit: Yus Rusila Noor
http://forum.detik.com - Supermoon di Yunani
http://forum.detik.com - Supermoon di Kansas, Amerika
http://forum.detik.com - Supermoon di pantai Redondo, California
http://forum.detik.com - Supermoon di Yunani
http://forum.detik.com - Supermoon di Kansas, Amerika
http://forum.detik.com - Supermoon di pantai Redondo, California
Comments
Post a Comment