Satu Kata Saja
"Apa yang lebih buruk dari sarapan omelan di pagi hari?"
Jawabannya adalah: ketika sudah dikenyangkan dengan ocehan Si Senior 1, Si Senior 2 ikut berkicau. Mengicaukan hal yang berbeda.
Sebenarnya, dua hal tersebut bisa dibilang sukses membuat mood ku berantakan sampai matahari terbenam, sampai bulan dan bintang bermunculan nanti.
"Hal apa yang lebih buruk dari omelan combo super panas di pagi hari??"
Aku hanya bisa menunduk, memandang sepatuku.
"Hei, aku masih memakai sepatu!!" seru ku dalam hati.
Walau sepatuku sudah berlubang di bagian kiri dan kanannya, walau warna putihnya sudah berubah menjadi abu kehitaman -kotor-. Tapi, aku masih memakai sepatu. Aku masih BISA memakai sepatu.
"Hei, jariku ada sepuluh!! Masih lengkap, bukannya sembilan."
"Hei, aku masih bisa melihat dengan jelas!! Walau, kacamata bertengger di hidungku."
"Hei, aku masih bisa mengucap kata dengan benar!!"
"Hei, aku masih bisa mendengar jelas apa yang orang-orang katakan."
"Hei, aku masih bisa menghirup aroma kopi di tengah-tengah hari yang sibuk."
Lalu, kutanyakan lagi, "hal apa yang lebih buruk dari omelan combo super panas di pagi hari??"
Hal yang lebih buruk adalah ketika kakiku sudah tidak bisa memakai sepatu.
Hal yang lebih buruk adalah ketika jari-jari tanganku tidak lengkap sepuluh.
Hal yang lebih buruk adalah ketika mataku hanya bisa melihat hitam kelam.
Hal yang lebih buruk adalah ketika suaraku bungkam, walau mulutku mencoba berbicara.
Hal yang lebih buruk adalah ketika aku tak lagi bisa mencium aroma sekelilingku.
Hal yang lebih buruk adalah ketika aku tidak bisa lagi mendengar omelan combo super panas di pagi hari.
Satu kata saja. Bersyukur.
Comments
Post a Comment